Minggu, 06 November 2011

anjing neraka

MENGENAL KHAWARIJ
MEMBURU ANJING-ANJING NERAKA
Sesungguhnya aksi terorisme atau radikalisme sebena...rnya bukan hal baru bagi umat manusia. Dalam sejarah umat manusia sejak dari awal adanya manusia hingga kini, aksi-aksi radikalisme dan terorisme telah ada dan mun- cul dari berbagai kelompok dan penganut berbagai agama.Sebagaimana fir-man Alloh Ta’ala :

“Katakanlah : “Wahai Ahli Kitab, janganlah kalian bersikap berlebihan dalam agama kalian dengan tidak benar, dan janganlah kalian mengikuti hawa nafsu kaum yang telah sesat dari sebelumnya dan telah menyesatkan banyak orang, mereka sesat dari jalan yang lurus.” ( Qs. Al-Maidah : 77 )

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Waspadalah kalian dari sikap berlebihan dalam beragama, karena perkara yang telah membinasakan umat sebelum kalian hanyalah karena mereka bersi-kap berlebihan ( ekstrim ) dalam beragama.” ( HSR. An-Nasai dan lain-lain )

Ayat dan hadits di atas mengisyaratkan bahwa sikap radikal dan ekstrim telah ada pada umat-umat sebelum Islam dan sikap ini pun akan muncul pula dalam umat Islam, sehingga Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam memberikan peringatan kepada umatnya dari sikap ekstrem dan radikal tersebut, karena si- kap ekstrem dan radikal dalam beragama akan memicu aksi-aksi terorisme.

Secara khusus Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam telah memperi ngatkan umat akan munculnya kelompok ekstrim radikal ini dalam umat Is-lam dalam sabdanya :

“Akan muncul setelahku dari kalangan umatku orang-orang yang membaca Al-Qur’an namun bacaannya tidak melampaui kerongkongannya, mereka te-lah keluar dari Islam sebagaimana keluarnya anak panah setelah menembus buruannya dan tidak akan kembali, mereka adalah sejahat-jahatnya makhluq.”

( HR. Muslim )

Dalam riwayat yang lain Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :



“Bila mereka muncul, bunuhlah mereka ! Kemudian bila mereka muncul, bu-nuhlah mereka !” – Beliau mengatakannya sampai tiga kali – ( HSR. Bazzar )

Dalam riwayat lain Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Mereka adalah anjing-anjing neraka !” ( HSR. Ahmad )

Kelompok ekstrim penebar teror muncul pertama kali dalam umat Is- lam yaitu pada akhir masa Pemerintahan Kholifah ‘Utsman bin Al-‘Affan ro-dhiyallohu ‘anhu, tepatnya dari arah Mesir yang diprovokatori oleh Abdullah bin Saba’, seorang Yahudi yang berpura-pura masuk Islam. Mereka menebar teror di Madinah yang puncaknya adalah mereka berhasil membunuh Kholi-fah ‘Utsman bin Al-‘Affan secara keji.

Meski pun secara organisasi kelompok ini telah punah, namun pemikir an ektrim radikal mereka masih tetap subur hingga sekarang. Bahkan kelom-pok-kelompok ekstrim radikal sekarang ini jumlahnya sangat banyak dengan berbagai nama dan struktur kepemimpinan yang berbeda-beda. Di antara me-reka ada yang menampakkan penampilan yang islami, seperti : berjenggot, me makai pakaian di atas mata kaki, wanitanya bercadar, dan lain-lainnya. Na-mun tidak sedikit pula yang penampilannya biasa, bahkan cenderung “gaul”. Oleh karena itu, amat salah orang yang menilai hanya dari penampilan fi-sik semata ! Yang sebenarnya paling harus diwaspadai adalah pola fikir dan pemahaman mereka. Karena mereka dibekali dengan keahlian “menyihir” orang dengan ucapannya, terutama dalam menyebarkan doktrin sesatnya.

Di antara ciri-ciri kelompok ekstrim radikal penebar teror yang dapat kita gunakan untuk mengetahui jati diri mereka, di antaranya yaitu :

Mengkafirkan Pemerintah, dengan alasan bahwa Pemerintah tidak berhukum dengan hukum Al-Qur’an. Mereka berdalil dengan ayat :


“Dan siapa saja yang tidak berhukum dengan apa yang Alloh turun- kan, maka itulah orang-orang yang kafir.” [ Qs. Al-Maidah : 44 ]

Pemahaman mereka yang dangkal terhadap ilmu tafsir dan hadits men-jadikan mereka memvonis kafirnya seluruh pemerintahan yang tidak berhukum dengan hukum Al-Qur’an.

Menghina para ‘ulama ahli tafsir dan ahli hadits. Berkata Syaikh Dr. ‘Abdul-Muhsin bin Hamd Al-‘Abbad Al-Badar hafizhohulloh : “Di an tara jeratan syetan terhadap kelompok ekstrim radikal ini yaitu menja-dikan mereka memandang bagus tindakan mengikuti hawa nafsu, pemi kiran para pemimpinnya dan kejelekan pemahamannya terhadap aga- ma. Syetan menjadikan mereka menjauh dari sikap rujuk kepada para ahli ilmu ( ulama’ ), sehingga para ‘ulama tidak bisa menjadikan mereka bisa melihat kebenaran dan menunjuki mereka ke arah yang be nar, maka mereka tetap berada di atas kesesatannya.

[ Bi ayyi ‘aql wa diin yakunut-Tafjiir wat-Tadmiir Jihadan ? Waiha- kum ! Afiiquu Yaa Syabaab ! : 4 – 5 ]

Demikianlah keadaan mereka. Bodoh, tidak faham tafsir, tidak menger ti Hadits Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, tidak mengetahui fiqh, bahkan buta sama sekali dengan fiqh jihad !!!

Melakukan da’wah dengan sembunyi-sembunyi. Berkata Kholifah ‘Umar bin ‘Abdil-‘Aziz rohimahulloh : “Bila kamu melihat ada orang-orang yang berbisik-bisik dengan sesuatu dari urusan agama tanpa me-libatkan orang-orang umum, maka ketahuilah sesungguhnya mereka diatas dasar kesesatan.”[ AR. Ahmad dalam Az-Zuhud & Ad-Darimi ]
Mewajibkan bai’at kepada pengikutnya, dengan berdalil kepada sabda rasulullah

“Barangsiapa yang mati tanpa ada bai’at di pundaknya, maka ia mati sebagaimana kematian orang jahiliyyah.” [ HR. Muslim, Ahmad, dll ]

Memang bai’at itu wajib hukumnya, yaitu kepada Rosululloh atau ke-pada kepala Negara yang sah. Ada pun bai’at kepada pimpinan kelom-pok atau “kepala Negara bawah tanah” maka haram, sebagaimana sab da Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam ketika ditanya oleh Hu-dzaifah bin Al-Yaman tentang keadaan ketika tidak ada yang layak di-bai’at, yaitu keadaan tidak ada jama’ah kaum muslimin dan imamnya :

“Tinggalkan semua kelompok-kelompok itu semuanya !”

[ HR. Al-Bukhori ]

Imam As-Suyuthi rohimahulloh pernah ditanya tentang hukum orang yang berbai’at ganda kepada pimpinan thoriqot, beliau menjawab :

“Bai’at yang pertama maupun yang kedua tidak mempunyai konsekuensi apa-apa, dan ba’at tersebut tidak memiliki sumber ( dalam Islam ).”

[ Al-Hawi lil-Fatawa ]

Dengan demikian kita tidak boleh terpaku dengan melihat penampilan fisik yang sebenarnya tidak ada yang salah, seperti celana di atas mata kaki, ber-jenggot, bercadar dan lain-lain, karena semua itu ada sumber dan dalilnya dari Al-Qur’an dan Al-Hadits. Bahkan para teroris ketika melaksanakan aksinya mereka berpenampilan biasa atau malah bergaya “gaul”. Yang sebenarnya pa tut untuk diwaspadai adalah penyebaran faham sesat mereka, karena memang mereka terkenal ahli “menyihir” orang dengan doktrinnya !

Kaum ekstrim radikal itu biasa menyulut semangat “jihad” para pengi kutnya dengan mengobarkan api dendam kepada Amerika dan Barat. Padahal antara Negara kita dengan Negara-Negara Amerika dan Barat yang mereka musuhi terdapat ikatan perjanjian damai, sehingga dalam hukum Islam mere- ka dimasukkan dalam kategori kafir mu’ahad, yaitu orang kafir yang ada ika- tan perjajian damai dengan kaum muslimin. Terhadap mereka kita wajib men-jaga harta dan darahnya, karena Rosululloh bersabda
“Barangsiapa membunuh jiwa orang kafir mu’ahad maka ia tidak akan men-cium bau syurga !” ( HR. Al-Bukhori )

Apa lagi mereka menjadi tamu di negeri kita, padahal kewajiban seorang mus lim adalah menghormati tamu. Bila mereka selama menjadi tamu melakukan banyak kemaksiatan, maka tugas kita menda’wahi mereka dengan baik.

“Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik pula.” ( Qs. An-Nahl : 125 )

Janganlah karena kebencian kita kepada mereka menjadikan kita buta dan be-buat zhalim. Karena kalau demikian maka tidak ada bedanya kita dengan me-reka ! Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Janganlah kebencianmu kepada suatu kaum yang telah menghalangimu dari Masjidil-Haram menjadikan kamu berbuat dosa dengan melakukan perbuatan yang melampaui batas.” ( Qs. Al-Maidah : 2 )
http://dakwah.net46.net/?p=17Lihat Selengkapnya
‎"Anjing-anjing neraka, anjing-anjing neraka, anjing-anjing neraka! Mereka ini (khawarij Azariqah) sejelek-jelek orang yang dibunuh di bawah kolong langit ini. Dan sebaik-baik orang yang terbunuh di bawah kolong langit adalah orang-orang yang dibunuh oleh mereka (khawarij Azariqah)". Abu Ghalib kemudian bertanya, "Ada... apa denganmu hingga air matamu mengalir?" Abu Umamah menjawab, "Karena kasihan kepada mereka, dulunya mereka termasuk Ahlul Islam". Abu Ghalib berkata lagi, "Apakah pernyataanmu ‘Mereka itu anjing-anjing neraka’ adalah pendapatmu sendiri atau perkataan yang engkau dengar (langsung) dari Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam?". Abu Umamah menjawab , "Kalau aku mengatakan dengan pendapatku sendiri, maka sungguh betapa beraninya aku. Tapi (ketahuilah) perkataan seperti ini aku dengar dari Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam tidak hanya sekali, bahkan tidak hanya dua atau tiga kali" [2]Lihat Selengkapnya
Oleh : Salafi Sejati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar