Senin, 20 Februari 2012

DOKUMEN SKI 21 -2-2012

#
AL-SUNNAH DAN AL-HADITS, yuk samakan persepsi!
Oleh Bagus Budiman di Studi Komprehensif Islam · Sunting Dokumen

AL-SUNNAH DAN AL-HADITS, yuk samakan persepsi!



AL-SUNNAH



Sunnah adalah ketetapan Allah yang merupakan skenario global kehidupan manusia di bumi (kita sedang bicara manusia ya, bukan alam secara keseluruhan). Skenario ini bersifat tetap dan takkan ada perubahan sampai kapanpun.



ALI 'IMRAAN : 137,



قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ سُنَنٌ فَسِيرُوا فِي الأرْضِ فَانْظُروا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ



Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan.



Skenario globalnya adalah bahwa manusia akan terbagi kedalam 3 golongan besar seperti yang dijelaskan dalam surat al-Fatihah sebagai berikut:



1. صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ



2. غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ



3. وَلا الضَّالِّينَ

==================



1. صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ



Skenario pertama adalah akan ada dalam kehidupan, sekelompok manusia yang berada pada Jalan Allah yang Lurus. Mereka itu adalah Orang2 yang menerima nikmat (ajaran) dari Allah dan mentaatinya dengan penuh istiqomah (keinginan yang sangat akan tegaknya ajaran Allah tersebut). Mereka itulah para Nabi, Shiddiqiin, Syuhada, Shalihin.



AL-NISAA' : 69,



وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا



Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: para Nabi, Shiddiqiin, Syuhada, Shalihin.Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.



AL-AHZAAB : 38-39,



مَا كَانَ عَلَى النَّبِيِّ مِنْ حَرَجٍ فِيمَا فَرَضَ اللَّهُ لَهُ سُنَّةَ اللَّهِ فِي الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلُ وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ قَدَرًا مَقْدُورًا 38 الَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَالاتِ اللَّهِ وَيَخْشَوْنَهُ وَلا يَخْشَوْنَ أَحَدًا إِلا اللَّهَ وَكَفَى بِاللَّهِ حَسِيبًا



Tidak ada suatu keberatan pun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku, (yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.



2. الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ



Skenario kedua adalah akan ada dalam kehidupan sekelompok manusia yang telah menerima nikmat (ajaran Allah) tapi mendustakannya. Ia beriman kepada sebagian ajaran yang menguntungkan hawa nafsunya tapi ia mendustakan ajaran yang merugikan hawa nafsunya. Inilah yang disebut sebagai orang-orang munafik. Mereka memahami Al-Quran tapi menghalangi dari ditegakkannya Al-Quran tersebut.



AL-SHAAFF : 2-3,



يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لا تَفْعَلُونَ 2 كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لا تَفْعَلُونَ



Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.



Orang munafik inilah yang dikatakan dalam 4:150 sebagai kafir yang sebenar-benarnya. Dengan kemunafikannya ia senantiasa menyekutukan Allah dengan cara mencampur-adukan antara yang haq dengan yang bathil.



AL-NISAA' : 150-151,



إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلا 150 أُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا



Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasu-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan.



FATHIIR : 42 - 43,



وَأَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لَئِنْ جَاءَهُمْ نَذِيرٌ لَيَكُونُنَّ أَهْدَى مِنْ إِحْدَى الأمَمِ فَلَمَّا جَاءَهُمْ نَذِيرٌ مَا زَادَهُمْ إِلا نُفُورًا 42 اسْتِكْبَارًا فِي الأرْضِ وَمَكْرَ السَّيِّئِ وَلا يَحِيقُ الْمَكْرُ السَّيِّئُ إِلا بِأَهْلِهِ فَهَلْ يَنْظُرُونَ إِلا سُنَّةَ الأوَّلِينَ فَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلا وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَحْوِيلا



Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah; sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). Tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan, maka kedatangannya itu tidak menambah kepada mereka, kecuali jauhnya mereka dari (kebenaran), karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu.



3. الضَّالِّينَ



Skenario ketiga adalah akan ada dalam kehidupan, sekelompok manusia yang menolak untuk beriman kepada Allah. Mereka adalah orang-orang yang sesat karena tak mau berpetunjuk dengan AL-Quran. Dengan penolakannya itu maka akan sama saja bagi mereka apakah diperingatkan atau tidak mereka tetap akan menolak.



AL-NISAA' : 136,



يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا بَعِيدًا



Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.



AL-MU'MIN : 82-85,



أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الأرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَانُوا أَكْثَرَ مِنْهُمْ وَأَشَدَّ قُوَّةً وَآثَارًا فِي الأرْضِ فَمَا أَغْنَى عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ 82 فَلَمَّا جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَرِحُوا بِمَا عِنْدَهُمْ مِنَ الْعِلْمِ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ 83 فَلَمَّا رَأَوْا بَأْسَنَا قَالُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَحْدَهُ وَكَفَرْنَا بِمَا كُنَّا بِهِ مُشْرِكِينَ 84 فَلَمْ يَكُ يَنْفَعُهُمْ إِيمَانُهُمْ لَمَّا رَأَوْا بَأْسَنَا سُنَّةَ اللَّهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ فِي عِبَادِهِ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْكَافِرُونَ



Maka apakah mereka tiada mengadakan perjalanan di muka bumi lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Adalah orang-orang yang sebelum mereka itu lebih hebat kekuatannya dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi, maka apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka. Maka tatkala datang kepada mereka rasul-rasul (yang diutus kepada) mereka dengan membawa keterangan-keterangan, mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka dan mereka dikepung oleh azab Allah yang selalu mereka perolok-olokkan itu. Maka tatkala mereka melihat azab Kami, mereka berkata: "Kami beriman hanya kepada Allah saja dan kami kafir kepada sembahan-sembahan yang telah kami persekutukan dengan Allah. Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah sunnah Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. Dan di waktu itu binasalah orang-orang kafir.

===================



AL-HADITS



Al-Hadits adalah perumusan / rangkuman terupdate yang Allah turunkan yang berisikan sunnah-sunnah secara lebih detail lagi, dan tak lain tak bukan perumusan terupdate tersebut adalah Al-Quran. Inilah yang akan menjadi rujukan manusia untuk memahami sunnah-sunnah Allah.



AL-ZUMMAAR : 23,



اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ



Allah telah menurunkan Al-Hadits yang paling baik (yaitu) Al Qur'an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorang pun pemberi petunjuk baginya.



AL-JAATSIYAH : 6,



تِلْكَ آيَاتُ اللَّهِ نَتْلُوهَا عَلَيْكَ بِالْحَقِّ فَبِأَيِّ حَدِيثٍ بَعْدَ اللَّهِ وَآيَاتِهِ يُؤْمِنُونَ



Itulah ayat-ayat Allah yang Kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya; maka dengan Hadits manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan-keterangan-Nya.

===================



Rasulullah diutus untuk menjadi Rahmat bagi seluruh alam. Selain itu Rasulullah juga dijadikan percontohan oleh Allah untuk menunjukkan secara real sunnah Allah yang seharusnya diikuti oleh manusia, yaitu golongan yang pertama di atas.



Perjalanan kehidupan Rasulullah dalam merealisasikan tugasnya disebut sebagai Sunnaturrasul. Perumusan / rangkuman secara lebih mendetail lagi itulah yang selama ini kita pahami sebagai hadits. Namun, berbeda dengan Al Quran yang merupakan karya Allah, Al Hadits adalah karya manusia (para perawi hadits). Sehingga yang banyak kita temui dalam kitab-kitab hadits kebanyakan hanya merupakan berita tentang kehidupan sehari-hari Rasulullah, seperti kebiasaan-kebiasaan Rasulullah, cara makan, cara berpakaian, penampilan dan lain sebagainya yang sebenarnya tidak ada urgensinya dengan perjuangan penegakkan Dien Al Islam yang merupakan Sunnah Rasul. Namun, bukan berarti kita tidak perlu hadits, hadits adalah sumber hukum kedua dalam Islam, yang darinya kita merujuk untuk mengetahui teknis pelaksanaan Syari'at Al Quran dengan benar.
#
SukaTidak Suka · Ikuti KirimanBerhenti Mengikuti Kiriman · Laporkan · 15 Januari pukul 5:23

*
*
5 orang menyukai ini.
*
*
o
Achmad Djiddan Safwan Mengapa al Quran disebut pula al Furqon ??? Untuk dijadikan acuan atas tulisan sunah dan hadist yang berbeda dar para mazhab + Ulama. Oleh karena itu bila ada sunah dan hadis yang berbeda yang diyakini para mazhab + ulama, sangat wajib dikembalikan merujuk kepada al Quran. Semoga segera terwujud metoda ini.
5 Januari pukul 8:15 · SukaTidak Suka · 2
o
Achmad Djiddan Safwan Mas Sudaryo Ghazabi , maksunya :) apa ya ? Tolong dijelaskan agar tidak terjadi fitnah atau pradsangka buruk.
Mari kita contohkan semuanya cara islami. Trims


-Achmad Djiddan Safwan-
9 Januari pukul 5:21 melalui · SukaTidak Suka
o
Vey Soulfey'z Burningcell Alquran dan sunah tetap harus menjadi acuan pertama..
Rujukan hadist akan di pakai jika memerlukan sesuatu yang detail..

Next..
12 Januari pukul 16:23 melalui seluler · SukaTidak Suka · 1
o
Sudaryo Ghazabi Terima kasih mas Vey Soulfey'z Burningcell , akuuurr...100%

Next.
12 Januari pukul 19:39 · SukaTidak Suka
o
Rara HruzzCheria mantap bos
15 Januari pukul 11:43 · SukaTidak Suka
o
Kjytwxvgq Rwqzxv Mngjkluy Sunnah adalah ketetapan Allah yang merupakan skenario global kehidupan manusia di bumi (kita sedang bicara manusia ya, bukan alam secara keseluruhan). Skenario ini bersifat tetap dan takkan ada perubahan sampai kapanpun.
DILUAR SUNNAH BUKAN KETETAPAN ALLAH??
15 Januari pukul 12:20 · SukaTidak Suka
o
Achmad Djiddan Safwan
Yang saya tau dari pengajian, ceramah atau khutbah :

SUNAH adalah perilaku / keterangan Rosulalloh yang belum diatur di Quran.

Masalahnya kalau Quran dibukukan dengan sumber Sahabat Rosulalloh yang hafal ayat wahyu dan tulisan yang dibuat... setelah Rosulalloh menyampaikan ayat kepada para sahabat.
Sementara SUNAH / HADIST dibuat dengan metoda KATANYA dari orang yang tidak segenarasi Rosulalloh dan atau mendengar langsung apa yang disampaikan Rosulalloh dan tidak didukung pula bukti tulisan yang dibuat saat Rosulalloh masih hidup
-Achmad Djiddan Safwan-Lihat Selengkapnya
15 Januari pukul 13:52 melalui · Suka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar